About

Searching...
Monday, April 23, 2012

Politik Terbuka Atau Tertutup

8:41 PM

Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyatakan partainya tetap menginginkan pemilihan umum dengan sistem proporsional terbuka. Menurut Anas, sistem tersebut harus diutamakan agar periode pemilihan tertutup seperti masa Orde Baru tidak terulang. "Jangan berpikir kembali ke sistem pemilu masa lalu," ujar Anas.

Dikatakan, sistem pemilu Indonesia harus lebih baik daripada sebelumnya. Anas menilai sistem pemilu yang terbaik di alam demokrasi adalah terbuka. Ini karena partai politik diberi otoritas menyusun daftar calon bagi masyarakat. Demikian pula, partai bisa menyeleksi calon-calon yang dianggap terbaik.

Dengan sistem terbuka itu, Anas menilai suara rakyat lebih dihargai. Hal itu, ujar Anas, terlihat dari lolosnya calon-calon yang dipilih langsung oleh rakyat. "Dengan begitu, partai punya otoritas dan suara rakyat dimuliakan," papar Anas.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR Pramono Anung menyatakan keinginannya Pemilu 2014 mendatang menggunakan sistem terbuka. Alasannya, melihat pengalaman pemilu 2009 silam, biaya politik yang dikeluarkan sangat mahal.

"Biaya politik menjadi sangat mahal sekali. Rata-rata setiap calon harus menghabiskan lebih dari Rp 2 miliar. Angka itu terlalu tinggi. Sehingga dengan demikian harus ada keberanian untuk melakukan revisi. Salah satunya mengenai sistem," ujar Pramono Anung di DPR, Selasa (10/4).

Bagi Pram, jika sistem pemilu terbuka itu tidak lagi partai dengan partai. Di internal antara calon satu dengan lainnya terjadi persaingan yang luar biasa. Sehingga costnya menjadi sangat tinggi.

"Kebetulan saya mempelajari itu dan saya menemukan angka yang fantastis pada pemilu 2009 lalu dibandingkan pemilu 2004 lalu yang hanya menghabiskan Rp 200 juta.

0 comments:

Post a Comment