About

Searching...
Friday, March 23, 2012

mesin potong padi moderent

10:57 PM
150312foto.7_.jpg
Panen tanaman padi sawah di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mulai memasuki era mekanisasi, ditandai penggunaan mesin Meni Combine (mesin memanen). Mesin “pintar” tersebut bekerja memanen, merontokkan dan penganginan sehingga yang keluar dari mesin tersebut adalah gabah dalam keadaan bersih.

Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Kabupaten Abdya saat ini sudah memiliki tujuh unit mesin panen meni combine merek Yanmar DW 448T sumber dana APBK 2011 dan 2012. Mekanisasi alat pertanian tersebut mendapat sambutan petani setempat, karena penanganan panen lebih cepat dan hemat serta kualitas gabah lebihterjamin.

Sejumlah petani tampaknya mulai menggunakan jasa meni combine dengan alasan lebih cepat, hemat biaya serta kualitas gabah lebih bagus. Siwan (32), salah seorang petani warga Gampong Drien Jalo, Kecamatan Tangan-Tangan mengakui, penanganan panen lebih cepat dan hemat biaya dengan memanfaatkan mesin tersebut.

Pekerjaan memanen secara manual untuk areal tanaman padi seluas satu naleh bibit (lebih kurang 1/3 hektare), perlu biaya Rp 600.000, sementara dengan jasa meni combine butuh biaya Rp 400.000. Dirincikan,  memanen satu  goni gabah isi 90 kg gabah bersih menggunakan meni combine Rp 20.000. “Satu naleh benih areal padi menghasilkan paling tidak Rp 20 goni gabah bersih isi 90 kg sehingga biaya dikeluarkan Rp 400.000.

Sementara memanen secara manual untuk satu naleh benih berkisar antara Rp 350.000 sampai Rp 400.000, ditabah biaya perontokan Rp berkisar antara Rp 10.000 sampai Rp 12.000/goni isi 90 kg sehingga seluruh biaya yang dikeluarkan sedikitnya Rp 600.000/naleh benih.

Menyangkot ongkos memanen untuk satu goni gabah bersih Rp 20.000/satu goni gabah isi 90 kg, menurut Kadistannak H Zainuddin, berlaku bila satu naleh sawah menghasilkan di bawah 20 goni gabah isi 90. “Bila produksi areal sawah ukuran satu naleh benih lebih dari 20 goni gabah isi 90, maka biayanya kurang Rp 20.000/goni.

Kecuali penanganan panen lebih cepat dan hemat, menurut Zainuddin, penggunakan meni combine akan menghasilkan kualitas gabah lebih terjamin. Pasalnya, gabah yang dipanen tidak terpendam lama di areal sawah, sebagaimana kebiasaan sebagian petani sehingga mutu gabah menurun.

Zainuddin menjelaskan, mekanisasi peralatan pertanian merupakan salah satu program  Pemkab Abdya dalam upaya memberi keuntungan kepada petani. Program full mekanisasi pertanian, kecuali sudah terealisasi  tujuh unit meni combine, Distannak setempat, juga sudah mengadakan  20 unit mesin pembersih rumput tanaman padi sawah dan sudah diuji coba penggunaan satu unit mesin tanam padi, disamping menggunakan lebih 300 unit hand traktor (traktor tangan) untuk mengolah lahan sawah.

1 comments: