Anggaran
ujian nasional (UN) 2012 yang mencapai Rp 600 miliar dinilai cukup bagi
sekolah-sekolah untuk melaksanakan UN tanpa harus memungut biaya tambahan dari
siswa. "Angka tersebut juga lebih besar Rp 50 miliar dari anggaran UN
tahun lalu," ujar Anggota Komisi X DPR RI, Ahmad Zainuddin, di
Jakarta, Kamis (12/4).
Ahmad
Zainuddin menjelaskan bahwa dalam rapat kerja Komisi X dengan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah disepakati untuk anggaran UN
siswa SD hingga SMA/sederajat pada tahun ini akan dibiayai sekitar Rp 50 ribu
lebih per siswanya.
Namun
pada kenyataan di lapangan, ia menambahkan, masih ada laporan dari masyarakat
yang mengeluhkan adanya pungutan tambahan biaya ujian yang harus dibayarkan
siswa ke sekolah.
Padahal
disamping anggaran tersebut, sekolah juga sudah mendapatkan dana BOS dari
pemerintah yang salah satu komponen biayanya adalah dialokasikan untuk biaya
ujian siswa. Selain itu juga masih ditambah lagi pemerintah daerah yang sudah
mengalokasikan dana APBD untuk pelaksanaan UN tersebut.
Menurut
Zainuddin, jangan sampai masalah pungutan tambahan ini dapat mempengaruhi hasil
ujian siswa. Dia menyayangkan adanya indikasi beberapa siswa yang diancam tidak
dapat mengikuti ujian bila tidak mampu membayar biaya UN tambahan yang dipungut
sekolah.
Siswa
seharusnya tidak tertekan dalam menghadapi ujian nanti dan mereka juga harusnya
lebih fokus pada materi ujian yang akan dihadapi. Karena anggaran yang
dikeluarkan pemerintah sudah cukup besar, maka tidak ada alasan bagi sekolah
untuk memungut biaya UN.
"Beban
masyarakat kita sudah cukup berat jangan lagi dibebani dengan tambahan pungutan
dengan dalih apapun, kasihan siswa kita," katanya.
Oleh
karena itu, ia mendesak Kemendikbud untuk menertibkan pungutan yang dilakukan
oleh pihak sekolah dalam pelaksanaan UN tahun ini. "Pemerintah harus
memberi sanksi yang tegas jika terbukti masih ada sekolah memungut biaya UN
diluar ketentuan yang ada," tegasnya.
0 comments:
Post a Comment